Seperti yang kita ketahui, Dinosaurus punah sekitar 65 juta tahun silam. Sebagai perbandingannya, hominid tertua yang meyerupai manusia (genus Homo) yaitu dari genus Australopithecus diperkirakan muncul di bumi sekitar 4 – 3 juta tahun silam. Hal itu menandakan Dinosaurus dan manusia tidak pernah hidup secara berdampingan sebelumnya.


Namun menariknya, beberapa skeptisme sejarah dengan berani membantah fakta tersebut dengan mengatakan bahwa manusia dan dinosaurus pernah hidup secara berdampingan. Apakah pendapat tersebut hanyalah suatu omong kosong belaka tanpa ada suatu bukti yang dapat memperkuatnya? Tentunya tidak, karena para skeptisme sejarah mengatakan mereka memiliki banyak bukti yang dapat memperkuat pendapat mereka.


Orang-orang yang skeptis kepada sejarah berpendapat bahwa sejarah masih terlalu kabur. Beberapa dari mereka seakan enggan menerima ilmu sejarah masa kini sebagai kebenaran yang hakiki. Dari latar belakang inilah kemudian muncul istilah sejarah Alternatif. Kebanyakan ilmuwan menggap sejarah alternatif sebagai sesuatu yang eksentrik, tidak masuk akal, terlalu kompulsif, dan utopis.



Tentunya ’sarkasme’ dari para sejarawan ini tidak terlalu digubris oleh para penganut sejarah alternatif, karena mereka sangat asyik dalam dunia mereka sendiri. Banyak teori dan pendapat telah lahir dari para “sejarawan alternatif” ini, salah satunya ialah teori mengenai manusia dan dinosaurus yang pernah hidup bersama.


Teori ini lahir sebagai representasi mereka terhadap beberapa fosil dan artifak yang mengindikasikan bahwa manusia dan dinosaurus pernah hidup secara berdampingan pada masa silam. Sebelumnya, saya pernah menulis artikel mengenai relief Stegosaurus di Candi Angkor. Relief itu ternyata merupakan satu dari sekian banyak bukti yang digunakan untuk memperkuat teori dan pendapat mereka. Dan dibawah ini, saya akan mencoba untuk menguraikan bukti lain yang sering mereka gunakan.


Batu Ica Peru


Suatu desa bernama Ica di dataran tandus Nazca, Peru, banyak ditemukan artifak-artifak berbentuk batu dengan berbagai macam lukisan yang diukir di permukaannya. Artifak-artifak yang ditemukan dalam jumlah besar ini telah berumur ribuan tahun lamanya. Ukiran pada batu-batu tersebut sangat beragam, mulai dari gambaran kehidupan bermasyarakat hingga kegiatan-kegiatan yang umumnya dilakukan manusia modern seperti pengamatan bintang dengan teleskop, prosesi bedah tubuh manusia, dll. Tampaknya, perdaban yang menghuni daerah ini merupakan salah satu peradaban dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang maju pada masa silam.



Salah satu lukisan yang menarik pada batu-batu Ica ialah lukisan manusia dan dinosaurus yang hidup berdampingan. Dinosaurus-dinosaurus digambarkan begitu jinak, seakan-akan mereka merupakan hewan peliharaan. Beraneka ragam spesies dinosaurus dapat kita lihat dengan jelas di batu-batu tersebut, diantaranya sosok T-Rex yang sedang mengejar manusia (gbr.1) . Beberapa gambaran lain memperlihatkan bagaimana dengan santainya manusia menunggangi seekor Triceratops (gbr.2). Triceratops, dinosaurus yang terkenal dengan tiga buah tanduk dikepalanya ditunggangi bak seekor kuda oleh manusia.


IcaStone1 gbr.1ica_stone_lg


gbr.2


Saya pernah membaca suatu pendapat dari ilmuwan prasejarah yang mengatakan bahwa manusia purba / prasejarah menuangkan kreatifitasnya dalam seni pahat, lukisan, maupun ukiran berdasarkan gambaran-gambaran yang mereka lihat dalam kehidupannya. Mengapa demikian? karena mereka belum mampu untuk berpikir dan berimajinasi secara abstrak. Apapun yang mereka tuangkan dalam karya mereka itu merupakan suatu gambaran yang nyata. Tanpa ada objek yang nyata yang pernah mereka lihat, maka mereka tidak akan mampu untuk menggambarkannya. Berdasarkan pendapat tersebut, lalu bagaimanakah cara untuk menjelaskan lukisan dinosaurus di batu-batu Ica?


T-Rex dari Peradaban Pra Kolombia Kuno


Tyrannosaurus merupakan genus dari dinosaurus theropoda, salah satu spesies yang terkenal dari genus ini ialah T-Rex. T-Rex merupakan salah satu spesies dinosaurus karnivora. Huruf ‘T’ pada kata T-Rex memiliki kepanjangan Tyrannosaurus yang memiliki arti Tryrant Lizard, atau kalau diterjemahkan ke bahasa indonesia kurang lebih berarti “Kadal yang kejam”. Sedangkan kata “Rex” berarti Raja dalam bahasa latin.



Predator mematikan ini dulu hidup disepanjang wilayah yang kini membentuk daratan Amerika Utara. Fosilnya ditemukan pada lapisan kira-kira 68 – 65 juta tahun silam.


Di Museum La Paz, Bolivia tersimpan peninggalan-peninggalan sejarah peradaban kuno yang pernah mendiami wilayah Amerika Latin. Museum yang juga menyimpan beberapa artifak perunggu dan mummi suku Inca kuno ini juga mengoleksi artifak-artifak aneh dari peradaban pra Kolombia lainnya. Artifak itu beberapa diantaranya berbentuk gambaran T-Rex serta beberapa spesies dinosaurus lainnya.