Kisah Misteri Pelaut Tiongkok

Bookmark and Share


altIni adalah pengalaman aneh dari seorang pelaut Tiongkok, yang tidak pernah menaruh perhatian lebih pada misteri kehidupan ini.






Pada suatu musim dingin, kejadian yang luar biasa menimpanya, bahkan sampai hari ini masih teringat jelas di benaknya. Begini kisahnya..



Lelaki Pirang




Pada suatu hari yang cerah, tanpa hembusan angin, kapal dagang kami berlayar menuju Liverpool, Inggris. Ketika itu ada sesuatu hal yang ingin saya beritahukan kepada kapten. Saya segera berjalan ke ruang kerja kapten, dan sekilas terlihat ada seseorang duduk di meja kerja kapten, dari bagian belakang tubuhnya, saya tahu dia bukan kapten. Dia berambut pirang, dan sedang menulis sesuatu.



Saya bertanya-tanya dalam hati, “Darimana dia datang, seluruh kru kami orang Tionghoa.” Lantas saya membuka pintu dan bertanya kepadanya dengan nada keras, “Siapa Anda? Bagaimana Anda bisa berada di sini?” Dia mendengar suara saya dan membalikkan badannya perlahan-lahan, namun gerakannya tampak janggal.



Ketika saya melihat wajahnya, saya merasa takut setengah mati - dia orang Barat, namun tampak tidak normal. Dia memiliki mata biru, tapi wajahnya terlihat pucat, tanpa menampakkan ekspresi apapun dan menatap lurus ke depan. Seluruh tubuhnya diselimuti oleh lapisan kabut. Sementara itu, saya merasakan udara dingin berhembus ke arahku, lantas saya bergegas lari keluar dari kantor kapten.




Begitu keluar dari kantor, saya melihat kapten sedang berjalan ke arahku dan segera menghampirinya. Saya berkata dengan panik, “Kapten, ada orang asing di kantor Anda!” Kapten mengikuti saya menuju ke ruangannya. Dia membuka pintu, tapi tak menemukan seorang pun di dalam ruangan. Saya berkata, “Pria itu ada di sini menulis sesuatu di meja.” Ketika kami berdua melihat ke meja, ada catatan dalam bahasa Inggris tertulis: “berlayarlah ke arah barat laut.”



Penumpang Kedinginan



Kapten mengerutkan kening kemudian mengeluarkan secarik kertas, dan meminta saya untuk menulis “berlayarlah ke arah Barat Laut” dalam bahasa Inggris. Kapten ingin memastikan bahwa saya tidak mempermainkannya. Lantas Kapten meminta semua orang di kapal menulis hal yang sama dalam bahasa Inggris. Ternyata tulisan tangan itu tidak ada yang cocok.




Ini pertama kalinya terjadi peristiwa yang begitu aneh pada kami. Sang kapten juga ikut merasakan sesuatu yang aneh telah terjadi. Akhirnya kami berlayar berdasarkan petunjuk arah itu, hal ini akan memundurkan waktu perjalanan selama tiga jam jika kita mengubah arah kita menuju Barat Laut.



Demi mencari tahu apa yang terjadi, kapten memutuskan mengubah haluan dan menuju ke arah Barat Laut. Perlahan-lahan, angin bertiup lebih keras, suhu bertambah dingin. Kemudian muncul di depan kami sebuah gunung es besar dengan sebuah kapal penumpang yang terjebak di dalamnya. Ketika seorang penumpang melihat kami, mereka melompat-lompat meminta pertolongan. Salah satu penumpang berteriak, “Jimmy benar, itu kapal dagang kuning Tiongkok!”



Lantas Kapten mengirimkan sekoci untuk mengangkut semua penumpang ke kapal kami. Tiba-tiba, saya melihat seseorang yang tampak seperti pemuda bule di kantor kapten. Saya menunjuk pada pemuda itu dan berteriak kepada kapten, “Kapten, ini dia!” Lalu, semua orang di perahu itu terkejut.




Kapten kami mengeluarkan secarik kertas dan meminta pemuda untuk menulis. Seperti yang tertera di kertas itu. Tulisan tangan itu identik.



Jiwa yang Melayang



Kapten kami bertanya kepadanya, “Siapa nama Anda? Apakah Anda ingat apa yang terjadi?”

Pemuda itu berkata, “Nama saya Jimmy. Saya tidak ingat secara spesifik apa yang terjadi. Saya hanya ingat bahwa setelah kapal kami terperangkap di dalam gunung es, saya begitu lelah sehingga tertidur. Saya merasakan tubuh ini melayang jauh ke sebuah kapal Tiongkok. Ketika saya melihat kapal itu berlayar menuju kami, saya merasa gembira.




Setelah itu, tubuh saya mulai melayang kembali ke kapal kami. Saya terkejut menemukan seseorang yang tampak persis seperti saya berbaring di tempat tidur. Dia seperti memiliki medan magnet dan saya segera tersedot ke tubuhnya. Dia dan saya bergabung menjadi satu, kemudian saya terbangun. Seorang teman saya, Jack berteriak, “Jimmy benar!” Jack tidur di samping saya sepanjang waktu.”



Semua orang terheran-heran pada pengalaman Jimmy.



Kejadian aneh ini benar-benar terjadi pada kapal kami. Meskipun sudah lama berlalu, saya masih menyimpan kisah itu dalam ingatan saya. Satu-satunya hal yang saya tidak habis pikir adalah bagaimana jiwa bisa eksis setelah meninggalkan raga.