Shahih Bukhari yang Tidak Selalu Shahih #eh (Sebuah Tanggapan)

Bookmark and Share


memang secara teori kemungkinan memiliki anak laki2 perempuan adalah 50:50, lalu bagaimana anda menanggapi hadist ini?


“Sesungguhnya di antara tanda hari Kiamat adalah ilmu diangkat, kebodohan muncul, perzinaan rnerajalela, minum minuman keras merebak luas, kaum pria sedikit dan kaum wanita banyak hingga lima puluh orang wanita hanya memiliki satu orang laki-laki yang menanggung urusan mereka.”
(HR. Bukhari dan Muslim)


mengenai hadits yang anda kutip adalah belum tentu apa yang ditulis Imam Bukhari itu adalah mengandung sebuah kesejatian dan kebenaran. Sebenarnya akan sangat panjang jika ingin menguraikan ilmu dan sejarah tentang terbentuknya hadits. tapi saya akan mencoba menjawab secara singkat sesuai apa yang saya ketahui.



Dalam semua literatur sejarah islam dari sumber manapun, Sunni, Syiah atau sekte lainnya akan anda dapati bahwa pada awalnya Rosul melarang keras para sahabat untuk menuliskan hadits. Padahal Rosul sendiri mempunyai kebijakan menulis smua dokumen dan konstitusi sepanjang hidupnya, termasuk didalamnya Piagam Madinah, tapi tidak utk hadits.


Kenapa hal ini dilarang keras?


Karena di khawatirkan akan bercampur baur dengan penulisan Al Qur’an. Sebagaimana kita ketahui, bahwa Al Qur’an pada awalnya blm menjadi sebuah kesatuan naskah sperti yang kita terima sekarang ini, maka kekhawatiran Rosul itu sangat beralasan. Hal ini dipegang teguh oleh para penerusnya- Khulafaur Rasyidin, yang juga sama sekali tidak mencatatkan atau inisiatif utk membuat catatan dan pengumpulan Hadits.


Lalu siapa yang mempunyai inisiatif utk mengumpulkan hadits?


Perintah pertama kali datangnya dari Khalifah paling legendaris dari Dinasti Umayyah, Yang Mulia Amirul Mukminin, Khalifah Umar bin Abdul Aziz (berkuasa dari 99-102 Hijriah), yang berkorespondensi dgn gubernurnya di Madinah (saya lupa namanya) utk mulai membukukan hadits. Lalu ulama yang pertama kali mengumpulkan hadits adalah (kalau tdk salah) Ar-Rabi bin Shabi dan Said bin Abi Arobah, smua hadits baik dhoif, shohih tmasuk di dalamnya perkataan para sahabat mulai dicatatkan.


Dalam kurun berikutnya Imam Malik (93-179 Hijriah) menyusun Kitab Al-Muwaththa (artinya yang disepakati / panduan / tunjangan), isinya adalah kumpulan hadits yang beliau kumpulkan beserta pendapat para ulama dan ulama tabiin. dari 100ribuan hadits yang beliau hafal, hanya 10ribu yang diakui sebagai yang sah. dan kemudian diperkecil lagi menjadi 5ribu, stelah diteliti oleh para ahli, dibandingkan dengan Qur’an dan dibandingkan dgn konteks kekinian (kala itu). Sejarah mencatat Imam Malik bekerja luar biasa hebatnya selama 40 tahun untuk menyusun kitab tersebut.


Terus berlanjut dengan kitab-kitab musnad lainnya yang dibuat oleh para ulama, salah satunya yang fenomenal adalah Kitab Al Musnad karya Ahmad bin Hambal atau lebih kita kenal sebagai Imam Hambali (164-241 Hijriah), berisi lebih dari 25ribuan hadits. Untuk informasi, mungkin anda sudah paham bahwa Imam Hambali salah satu guru dari Imam Bukhori (196-256 Hijriah). Kitab Shohih Bukhori sebenarnya bukan dibuat dalam satu kesatuan utuh seperti buku Shohih Bukhori yang sekarang dijual dan terpampang di toko buku, Gramedia atau Gunung Agung dan atau lainnya. Imam Bukhori-pun kadang membuat perubahan minor terhadap kitabnya sendiri. Shohih Bukhori atau aslinya disebut Al Jami’ash Shohih dijadikan satu oleh para muridnya, yang terkenal dan banyak di toko buku sekarang adalah himpunan dari Al Firabri, salah satu murid Imam Bukhari yang cemerlang.


Dari cerita sedikit diatas saya hendak menyampaikan bahwa, ada rentang yang amat panjang dari meninggalnya Baginda Nabi (11 Hijriah) hingga terbentuknya Shohih Bukhari, lebih dari 1,5 abad. tentunya ada kemungkinan hadits mengalami distorsi, belum lagi keadaan politik penguasa saat itu (dan sebelumnya). Saya ingatkan sedikit tentang Dinasti Islam yang pertama kali berdiri adalah Dinasti Umayyah, Dinasti ini berdiri di atas darah cucu Baginda Nabi (Hussein bin Ali) yang dibantai dan juga memaksa Hasan bin Ali (juga cucu Baginda Nabi) yang ditunjuk kala itu oleh warga Madinah menjadi Khalifah menyerahkan jabatan kepada Muawiyah bin Abu Sufyan (pendiri Dinasti Umayyah). Di masa awal Dinasti Umayyah mulai beredar sedikit tentang Hadits Politik. (sekilas info)

Kembali kepada Imam Bukhori. Menurut Info dari buku yang dikarang Mahmud Abu Royyah (Telaah atas Sunnah Muhammad) beliau menyunting 300ribuan hadits sehingga menjadi 2600an saja. Coba anda bayangkan 300ribuan berbanding 2600an. artinya menurut Imam Bukhori pada umumnya Hadits itu palsu atau lemah.

Artinya juga apa?

Bahwa Imam Bukhari tetap meng-kritisi, mempelajari, membandingkan smua hadits yang Beliau terima bahkan dari Ulama besar pendahulunya, juga termasuk gurunya. Smua ini dilakukan demi tujuan yang mulia, membimbing umat supaya berada di jalur yang benar. Maka dari itu kita sebagai penuntut ilmu jangan berhenti dan mengatakan kalau sudah Shohih Bukhori sudah pasti benar “dari sononya

Sejumlah Ulama banyak melakukan telaah kritis terhadap Shahih Bukhari, sekali lagi ini smua semata hanya utk supaya umat tetap di jalan yang lurus dan mendapat panduan yang benar, sesuai Al Qur’an dan konteks kekinian. Ada satu ungkapan dari Imam Bukhori sendiri yang amat terkenal dan tercatat sejarah, demikian kutipannya:


“Saya meninggalkan 10.000 hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang perlu dipertimbangkan dan meninggalkan hadits-hadits dengan jumlah yang sama atau lebih, yang diriwayatkan oleh perawi yang dalam pandanganku perlu dipertimbangkan”.


Nah kan, Imam Bukhori saja tidak kehilangan daya kritis. Sebaiknya kitapun tidak. Kalau ada yang kira-kira bertentangan dengan Al Qur’an dan kondisi masa kini, patut menjadi tanda tanya besar akan keaslian dan ke otentikan sebuah Hadits. Satu-satunya naskah yang terjaga keasliannya hanyalah Al Qur’an. Ada banyak hadits dari Shohih Bukhori yang perlu dipertimbangkan, saya ambilkan 3 saja,

http://haditsbukharionline.blogspot.com/2010/11/wedlock-marriage-nikaah.html
Hadits Bukhari Volume 7, Book 62, Number 6:


“Narrated Anas: The Prophet I used to go round (have sexual relations with) all his wives in one night, and he had nine wives”

Tanggapan singkat saya: apakah anda percaya bahwa Rosul sedemikian hebatnya setiap malam “berhubungan” dengan 9 istri. yang jadi pertanyaan, kapan sempat Rosul mengurus umat dan beribadah?

http://haditsbukharionline.blogspot.com/2010/09/knowledge.html

Hadits Bukhari Volume 1, Book 3, Number 77:

“Narrated Mahmud bin Rabi’a: When I was a boy of five, I remember, the Prophet took water from a bucket (used far getting water out of a well) with his mouth and threw it on my face.”


Tanggapan singkat saya: Islam dalam banyak literatur mementingkan kebersihan, makanya ketika hendak sholat kita diwajibkan berwudhu, setelah makan penting menggosok gigi, kebersihan sebagian dari iman dan sebagainya. Mungkinkah hal seperti yang dikatakan Hadits diatas terjadi dalam kehidupan Baginda Nabi?

http://haditsbukharionline.blogspot.com/2010/09/bathing-ghusl.html
Hadits Bukhari Volume 1, Book 5, Number 251:


“Narrated Abu Salama: ‘Aisha’s brother and I went to ‘Aisha and he asked her about the bath of the Prophet. She brought a pot containing about a Sa’ of water and took a bath and poured it over her head and at what time there was a screen between her and us.”


Tanggapan singkat saya: Kalaupun iya ada pelajaran tentang mandi, kenapa bertanya-nya tidak langsung ke Rasul atau sesama pria lainnya. bukan kepada perempuan. Ibu Aishah ini bukan perempuan sembarang lo, ini istri Baginda Nabi. Masakah iya ada “silhouette show” oleh ibu Aishah? anda juga percaya hal ini? saya rasa tidak.


Hadits lainnya yang diragukan dari Shohih Bukhori bisa anda cari sendiri. Kalau Imam Bukhori masih hidup tentunya amat bahagia apabila ada penyempurnaan dari kitab-kitabnya. karena berarti tradisi keilmuan dalam islam tidak berhenti di abad ketika beliau hidup saja.

Demikian tanggapan yang bisa saya sampaikan
Kebenaran (sekali lagi) hanya milik Allah semata

m.alquran-indonesia.com/mquran/index.php/quran/listings/details/17/30

QS. Al-Israa, ayat 36

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”


Artikel ini dilengkapi dgn pranala (hipertaut/hyperlink) di beberapa kata utk mempermudah memahami isinya. Dan jika anda meng-akses artikel ini melalui BlackBerry maka sampai tulisan ini dibuat- BlackBerry blm bisa menampilkan pranala secara native sebagaimana yg kita lihat lewat Web Browser via PC/Mac.


Untuk melihatnya silahkan cekidot di http://tinyurl.com/7fw82f5

Jangan lupa ikuti terus tanggapannya, insya Allah bukan sekedar debat kusir. Tapi ada tambahan ilmu yg diberikan kawan lain.

Nurcahyo Anggorojati