Tandipau vs Datuk Sulaiman Dari Minang

Bookmark and Share


Ini kejadian di thn 1605 , abad 17.

Tandipau menguji kesaktian ilmu Datuk Sulaiman. Seorang tamu terhormat Raja Luwu dari Tanah Minangkabau.

Berkata Tandipau kepada Sulaiman,”Selaku muslim, Ilmu apa yang dapat kamu perlihatkan kepada kami yang bukan muslim?”.

“Tadak banyak”, jawab Sulaiman.”Namun Saya mohon kepada tuan,jika tak keberatan, membawakan sebuah gentong kosong dan air seukuran gentong kehadapan Saya?”, pinta Sulaiman dengan nada merendah.

Selang lima menit kemudian, gentong permintaan Datuk sudah ada dihadapannya.”Tapi, kalau boleh Saya tahu Datuk, gentong ini untuk apa,yah?” .Sambil menumpahkan air ke dalam gentong Datuk berucap,”Lihat saja nanti.Apa yang Tuan inginkan akan Tuan lihat sendiri”.

Gentong yang telah sesak dengan air puti tadi kemudian diletakkan di atas tanah datar.Tandipau dan para petinggi kerjaan Luwu yang hadir memperhtikan dengan seksama.


“Tandipau”, tanya Datuk Sulaiman,”Saya persilahkan Tuan mengangkat gentong itu, lalu mulutnya di balik menghadap ke tanah. Dan tahan sampai 5 menit.Boleh tuan?”


Tandipau memenuhi permintaan Datuk Sulaiman.Gentong penuh air diangkat ke atas lalu mulutnya di balik menghadap tanah.Apa yang terjadi? Tak setetespun air jatuh dari perut gentong yang sesak.Ini berlangsung selama 5 menit.

“Anda benar-benar hebat”, kata Tandipau pada Tamunya.

Tapi Tandipau lebih kagum pada yang satu ini. Enam butir telur disusun vertikal di atas lantai. Tiga menit kemudian satu butir diambil yang menyebabkan ada ruang kosong antara dua telur bagian atas dan tiga telur bagian bawah.

Logika Tandipau bekata,”Dua telur bagian atas pasti jautuh karena tak adalagi telur yang mengganjal”.Kenyataannya tidak demikian.Kelima telur ayam itu tetap tersusun vertikal seperti semula.Tak satupun dari telur itu jatuh berantakan.


“Itulah yang Saya miliki Tuan”, ucap Datuk Sulaiman mengakhiri dmonstrasinya.


Cerita selanjutnya.

Raja Luwu akhirnya mempersilahkan Datu Sulaiman berdagang dan melakukan syiar islam.Dan Tandipau menjadi orang pertama dari kerajaan Luwu saat itu memeluk Islam.Namanya kemudian dijadikan nama jalan di salah satu jalan poros Kota Palopo Sul-Sel.


Fakta sejarah dari kerjaan luwuk itu merupakan counter attack dari anggapan bahwa Islam disebarkan dengan pedang.Tidak, Islam tidak disebarkan dengan pedan, melainkan disebarkan dengan cara lembut dan santun yang berdiri di atas hati yang suci.

Pettarani Bone